Kegiatan donor darah rutin diselenggarakan di kantor saya. Koperasi dan PMI yang menjadi penyelenggara kegiatan rutin tiap tiga bulan ini. Pada 10 September 2013 diumumkan akan ada kegiatan donor darah di aula Gedung A, dan saya ambil bagian dalam kegiatan tersebut.
Menjadi pendonor sudah saya lakukan semenjak kuliah. Sebenarnya sejak di SMA pun saya sudah ingin mendonorkan darah saya namun karena waktu itu umur belum mencukupi-belum 17 tahun-jadi saya ditolak untuk menjadi pendonor. Saat kuliah saya beberapa kali mendonorkan darah saya, dengan tujuan utama mendapat bingkisan dari penyelenggara donor..hahahaha niat jelek. Apalagi penyelenggaranya dari Djarum, benefitnya menggiurkan banget deh bagi ukuran mahasiswa saat itu (baca : sikap yang jangan dicontoh).
Selepas kuliah, jika ada kesempatan untuk mendonorkan darah saya berusaha untuk turut serta. Dan tanggal 10 September 2013, kondisi tubuh saya sehat untuk menjadi pendonor. Sekitar 250 cc darah saya diambil pada hari itu.
Empat bulan kemudian, kantor kembali menyelenggarakan kegiatan donor darah. Saya antusias untuk ikut lagi. Bersama beberapa teman saya berangkat ke aula Gedung A. Kondisi aula sudah ramai oleh para calon pendonor. Saya lupa dapat nomor antrian berapa saat itu. Sampai akhirnya nomor antrian saya dipanggil. Pertama saya diperiksa kadar hemoglobinnya. Hasilnya kadar saya baik untuk menjadi pendonor. Pemeriksaan selanjutnya adalah tekanan darah dan histori kesehatan saya. Saat pemeriksaan kedua ini saya sudah siap menjulurkan lengan saya untuk dicek tekanan darahnya, namun Pak Dokter yang bertugas menyampaikan suatu hal yang membuat saya kaget.
"Oh Ibu Tri Miranti ya, Ibu maaf hasil donor darah ibu sebelumnya menunjukkan ada reaksi. Jadi setiap hasil darah pendonor akan kami lakukan uji saring. Dan darah ibu tidak lolos uji saring. Ibu saya kasih rujukan ke PMI, untuk mengkonfirmasi darah ibu. Saat ini ibu tidak bisa donor dulu"
Saya kaget dan tak dipungkiri sedih. Karena saya takut, ada penyakit apa dalam tubuh saya yang tidak saya sadari. Wajah muram saya tak dapat ditutupi dan mba atrin pun menyadarinya. Siang itu saya ijin ke atasan saya untuk konfirmasi langsung ke PMI.
Sesampainya di PMI saya dijelaskan oleh petugas konfirmasi, bahwa PMI melakukan 3 jenis uji saring dan salah satu dari uji tersebut darah saya dinyatakan reaktif. Singkat cerita saya dirujuk untuk pengecekan darah lagi di laboratorium. Saat diberi rujukan saya menanyakan kepada petugas, "Ibu bagaimana jika saya ingin bisa donor lagi?". Ibu petugas menjelaskan bahwa untuk bisa donor lagi saya harus menunjukkan hasil lab dari luar yang menunjukkan bahwa darah saya sehat. Setelah itu PMI tidak mentah-mentah menerima hasil lab dari luar, saya juga harus menjalani uji pantau 3x3 bulan.
Pada minggu yang sama, saya memeriksakan diri ke RS Carolus dan melakukan pemeriksaan darah di sana. Hasilnya alhamdulillah negatif. Hasil lab dari RS St. Carolus tersebut tidak langsung saya laporkan ke PMI. Sempat lama bertengger cantik di kamar saya. Sampai hari kamis, 22 Mei 2014 kemarin saya menyempatkan diri ke PMI. Menunjukkan hasil lab saya yang negatif dan meminta untuk dilakukan uji pantau 3x3 bulan agar tidak masuk ke dalam daftar hitam PMI lagi.
Saat pengambilan darah, petugas konfirmasi kembali menjelaskan, jika uji pantau pertama ini hasilnya masih reaktif. Maka ibu tidak dapat menjadi pendonor lagi. Meskipun hasil lab di luar menunjukkan negatif tapi ibu tidak bisa menjadi pendonor. Hasil lab yang negatif menunjukkan bahwa ibu cukup sehat untuk diri sendiri namun tidak baik jika didonorkan ke orang lain.
Oke saya pun menerima penjelasan tersebut. Dari penjelasan tersebut saya curiga, sepertinya peluang uji pantau saya untuk hasilnya non reaktof lebih kecil. Saya diminta untuk mengubungin PMI pusat minggu depannya untuk mengetahui hasil uji pantau pertama saya.
Siang tadi, saya menelpon PMI pusat. Dan hasilnya. Darah saya masih dinyatakan reaktif terhadap salah satu tes uji saring PMI. Meskipun sudah tahu bahwa peluang saya mendengar hasil darah saya reaktif ini lebih besar kemungkinannya, namun mendengarnya dari petugas langsung menimbulkan sensasi muram. Kesedihan menjalar ke lubuk hati. Halah halah bahasanya. Kebanyakan baca novel.
Ya saya sudah resmi menjadi daftar hitam PMI selamanya. Sayonara kartu donor.
Sisi baiknya, bagi para penerima transfusi darah, berbahagialah karena darah yang kalian dapatkan melalui uji saring yang cukup ketat.