Kamis, 11 April 2013

Surat Bunda

Waktu menunjukkan pukul 02.00 dinihari, saat tangisan pertamamu terdengar di ruang operasi. Bunda merasakan bahagia tak terkira sampai tak terasa air mataku membasahi pipi. Akhirnya kita bisa melalui ini bersama nak!. Tidak hanya kita yang berjuang malam ini sayang, ayahmupun ikut berjuang melawan ketakutannya. Dia melawan rasa takutnya melihat darah demi menemani bunda dan kamu.

Malam ini, bunda merasa jadi wanita sempurna karena memiliki kamu dan ayahmu. Namun kesempurnaan itu hanya hinggap sementara, dia hanya datang menyapa lalu pergi begitu saja.

Tak lama setelah kau lahir, dokter memberitahu bahwa ada kelainan pada dirimu. Indra penglihatanmu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mendengar itu, bunda merasa marah meskipun bunda tahu tidak ada tempat untuk bunda melayangkan kemarahan ini. Bagaimana bisa kamu memiliki kekurangan itu. Sembilan bulan bunda mencukupi segala kebutuhanmu. Dari mulai susu, vitamin, makanan bernutrisi, senam yoga dan semua hal untuk kebaikanmu bunda lakukan sayang. Selama kamu dikandungan bunda tak pernah absen mendengarkan musik klasik selama bekerja. 

Bentuk kemarahan bunda waktu itu adalah dengan mengelak keberadaanmu. Bunda tak mau memberimu asi. Bunda tidak mau memeluk ataupun menimangmu. Bahkan berada dalam satu ruangan bersamamu pun bunda tidak mau. Ayahmu cukup frustasi menghadapi sikap bunda ini. Tapi dengan sabar dia memberikan pengertian bahwa hal terbaik yang bisa dilakukan adalah

"menerima" 


Sesaat setelah bunda bisa menerima, bundapun langsung berlari menuju ruangan bayi. Tak peduli bahwa masih ada luka caesar di perut bunda. Yang bunda inginkan saat itu adalah segera mendekapmu, memelukmu erat, meminta maaf. Tangisan bunda pecah. Bunda menangis meraung sejadi-jadinya. Maafkan bunda sayang.

Sejak saat itu bunda memutuskan untuk selalu ada di dekatmu. Bunda akan selalu menemami setiap tumbuh kembangmu. Resign dari kantor adalah pilihan bunda.

Sekarang kamu sudah bisa berjalan. Berjalanlah sayang. Nikmati lembutnya pasir pantai ini. Setiap jejak kaki mungilmu merupakan kebahagian bunda.






Kuta, 27 Januari 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar