Rabu, 10 Juli 2013

I'm Walking Away

"I'm walking away
From the troubles in my life
I'm walking away
Oh, to find a better day"

Lagu Craig David yang berjudul walking away cocok banget untuk jadi soundtrack hari sabtuqu nan kelabu. Segala bentuk kejadian yang memicu emosi tumplek di hari sabtu tanggal 29 Juni itu. Mulai dari celana jeans yang kena permen karet, kejebak macet, dua kali nyasar, naik taksi malah diajak muter2, plus harus tabah menghadapi sekumpulan ibu-ibu yang seperti memiliki dua mulut satu telinga. Huuuffhhttt.

Pemicu-pemicu emosi di atas harusnya dapat dihadapi dengan kelapangan hati, karena bisa dibilang kejadian tersebut dapat ditemui dimanapun dan kapanpun. Namun sayangnya saya harus mengalami rentetan hal kecil yang menyebalkan itu pada hari itu. Hari dimana sebenarnya ada pemicu emosi yang sifatnya lebih pibadi sehingga tidak bisa saya ungkapkan di sini.

Demi meluapkan emosi yang ada, saya ingin berjalan kaki. Sepulang dari Mal Ambassador saya putuskan untuk pulang berjalan kaki. Eits, jangan kagum dulu saya tidak jalan kaki dari depan Mal tersebut, melainkan naek busway sampai Sarinah. Sesampainya di shelter Sarinah, saya memilih berjalan kaki untuk sampai ke rumah. Rute yang saya lalui yaitu:
Sarinah-Sabang-Kebun Sirih-Jaksa-Kali Pasir-Kwitang
Ternyata berjalan kaki sepanjang jalan tersebut membuka kotak memori kenangan saya. Saya seperti sedang menonton film yang aktor utamanya adalah saya sendiri. Ini rangkaian film yang diputar ulang oleh otak saya.



Film 1 : Akhirnya Kita Bertemu di Jakarta
Lokasi : Mcd Sarinah
Sinopsis : 
Beep. Beep. Bunyi sms masuk ke HPqu. Ternyata isinya ajakan dari kamu untuk bertemu karena hari Jumat itu kamu ada urusan di Jakarta. Selepas makan siang urusanmu di Kementrian Perikanan dan Kelautan telah selesai. Namun kita baru bisa bertemu setelah aqu pulang kerja, pukul 17.00 sore hari nanti. Dengan sabar kamupun mau menanti berjam-jam untuk kita berjumpa. Ah dasar pria, selalu bersikap manis saat mendekati wanita.
Jam pulang telah tiba. Aqu bergegas untuk menuju ke sana, ke Mcd Sarinah tempat kita akan berjumpa. Meskipun sore itu hujan turun rintik-rintik, tapi aqu terobos karena tak tega membuatmu makin lama menunggu. Akhirnya kita bertemu di Mcd Sarinah. Kamu duduk di balkon atas rumah makan tersebut mengenakan kaos putih polos. Jumat malam itu kami tutup dengan obrolan dan pulang bersama.



Film 2 : Ding Dong Ding
Lokasi : Lotus
Sinopsis :
Sewaktu SMP, saya dan teman-teman suka mengunjungi departement store yang produknya hanya akan kami kenakan dalam mimpi. Hahaha. Ya iyalah hanya dalam mimpi, wong anak SMP koq mau belanja di Sarinah, Pasaraya, Lotus dan sejenisnya. Atau bahasa singkatnya daya beli kami kurang untuk bisa memiliki baju-baju idaman di toko-toko tersebut. Tapi karena ada kepuasan tersendiri saat window shopping, ya kami enjoy-enjoy aja mengunjungi departement store tersebut berkali-kali. Lotus salah satunya. Lotus ini letaknya berseberangan dengan Sarinah. Jika sudah bosan di Sarinah, kami lanjutkan berkeliling di Lotus. Setelah bosan di Lotus, kami biasanya main ding dong yang ada di depan Lotus. Waktu itu, saya, Latifah, dan Asma menghabiskan sore hari di depan ding dong untuk bermain, saya lupa nama permainannya apa, sejenis adu tarung gitu. Kami hanya menggunakan satu ding dong dalam bermain adu tarung ini. Jadi mainnya saling bergantian, dan satu orang yang tidak bermain jadi provokator untuk mengacaukan konsentrasi.




Film 3 : Petak Umpet
Lokasi : Rumah Karlina (Belakang Dunkin Donut Sabang)
Sinopsis :
Cerita ini masih seputar kisah SMP saya. Maklum SMP saya letaknya tidak jauh dari kawasan ini, jadi banyak kenangan semasa SMP yg berlatar belakang tempat ini. Rumah teman sekelas saya yang bernama Karlina persis di belakang Dunkin Donut Sabang dan sebelahnya Masjid. Beberapa kali kami beramai-ramai berkumpul di rumah karlina tersebut. Jika sudah bosan bermain di dalam rumahnya kami akan bermain petak umpet di Masjid samping rumah Karlina. Hihi masih anak-anak banget ya, maen petak umpet udah gitu maennya di Masjid pula. Biasanya yang ikut maen petak umpet itu Karlina, Indri, Barkah, Bimo, Saya. Wuah masih terbayang jelas di kepala saya wajah saya dan teman-teman sewaktu SMP. Karlina dengan rambut panjang dan kuncir kudanya. Indri yang suka diikat dengan ikatan warna putih. Barkah yang saat itu terlihat ganteng sekali :D. Dan Bimo yang suka pakai topi. Hebat bangetkan memoriqu masih inget ini semua. Ehm memang benar ya kalo saya ini suka memperhatikan hal-hal detail tapi melupakan hal-hal penting hahaha..




Langkah kaki saya sudah meleyot ke kanan dan ke kiri tanda bahwa sudah lelah. Namun kelelahan itu terasa saat saya sudah sampai di dekat Taman Patung Pak Tani. Rasanya ingin sekali istirahat di halte untuk mengistirahatkan kaki sebentar, tapi mengingat ini Jakarta dan sudah larut malam niat tersebut saya urungkan. Perjalananpun tetap dilanjutkan dengan berjalan kaki karena sudah tidak ada taksi yang mau mengangkut saya untuk sampai ke rumah (baca : terlalu dekat jaraknya). Dan angkutan umum juga tidak membantu banyak, toh hanya sampai di jalan raya depan rumah. Selebihnya saya tetap harus berjalan kaki sampai rumah. Untungnya Taman Patung Pak Tani menyuguhkan sebuah sajian hangat. Memori makan malam bersama di taman tersebut menjadi hiburan tersendiri dan membuat saya tersenyum simpul saat mengenangnya. Rasa lelah sedikit terangkat saat mengingat kenangan tersebut.




Film : Dinner @ Taman Patung Pak Tani
Lokasi : Taman Patung Pak Tani
Sinopsis :
Memasuki tingkat akhir kuliah kesibukan saya di kampus hanya seputar skripsi. Mencari topik skripsi, mempersiapkan kolokium, menyusun syntax tampilan antar muka, dan kegiatan sejenis lainnya. Di tengah-tengah kejenuhan menyusun skripsi, saya dan beberapa teman seangkatan mendapat tawaran pekerjaan. Sebuah perusahaan riset sedang ada project rebranding. Untuk mengerjakan proyek tersebut perusahaan memerlukan bantuan tenaga mahasiswa. Alhasil saya, fuad, angga, hafizh, dan rama yang terpilih untuk mengerjakan proyek tersebut. Proyek yang kami kerjakan adalah rebranding sebuah sekolah manajemen bisnis yang bernama PPM. Dalam mengerjakan proyek tersebut, ada dua metode yang kami gunakan yaitu survei dan FGD (Focus Group Discussion). Lokasi tempat berlangsungnya FGD yaitu di kampus PPM itu sendiri yang terletak diseberang taman Patung Pak Tani. Sampai larut malam kami memfasilitasi FGD tersebut. Bahkan makan malam yang tersedia sudah tidak hangat lagi karena baru bisa tersentuh setelah FGD selesai. Walaupun terlihat seperti workaholic namun kami semua menikmati masa-masa itu. Setiap selesai FGD, kami akan makan malam bersama menyantap nasi dingin yang tersedia sambil melepas canda tawa. Oh indahnya :D. Pernah suatu malam, fasilitator FGD yang bertugas hanya saya dan fuad. Setelah FGD selesai fuad punya ide gila (seperti biasanya). Dia mengajak makan bersama di bawah taman patung pak tani. Sambil melihat lalu lalang kendaraan yang masih hidup di malam hari dan menikmati cahaya gedung-gedung sekitar, kami berdua menikmati nasi padang. Tidak sampai disitu. Kami pun berpoto-poto narsis di taman tersebut. Hahaha norak ya! Mungkin pengendara yang melintas berpikir bahwa kami orang yang baru datang ke Jakarta.



Epilog
Akhirnya saya sampai di rumah sekitar pukul 22.50 dan sudah dikunciin ama orang rumah :D. Nikmat sekali saat bisa meluruskan kaki. Bebersih dan langsung istirahat.
Good Job trimi, kamu bisa menyalurkan emosi dengan hal yang positif dan membahagiakan #batinqu berbisik




 Jakarta, 29 Juni 2013

sumber gambar : google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar