Sabtu, 07 September 2013

[repost note FB] Jembatan

Jembatan

December 5, 2012 at 9:24am
"Apakah kamu melihat jembatan?? ya di sana di sana.."
Gak asing dunx sama tokoh yang suka mengucapkan kalimat di atas. Yap betul sekali, tokoh itu anak perempuan yang memiliki poni, bermata besar dan selalu mengenakan ransel serta selalu ditemani oleh monyet yang bernama boots (baca : dora)

Sama halnya dengan dora yang suka menggunakan jembatan untuk ke tempat tujuannya, sayapun juga termasuk pengguna setia jembatan penyebrangan.
Jembatan penyebrangan sudah menjadi bagian dari keseharian saya. Setiap pagi saya pasti melalui jembatan yang berada di kawasan gatot soebroto. Karena seringnya saya melewati jembatan ini, maka ada beberapa kebiasaan di jembatan tersebut yang saya apal. Seperti penjual ketan bakar yang selalu ada di jembatan itu tiap hari senin. Pola mangkal si penjual ketan bakar ini belum terlihat jelas oleh saya tapi yang pasti tiap senin abang2 ini selalu berjualan di sana. Kalau hari senin kalian bisa menemukan ketan bakar di jembatan ini maka esok harinya (selasa) kalian akan menemukan penjual rebusan. Abang penjual rebusan ini selalu ada di tiap hari selasa dan hari kamis. Melewati jembatan itu di hari rabu akan terasa berbeda, karena jembatan saya (jiah sudah merasa memiliki aja pake istilah jembatan saya hehe) akan terlihat bersih sekali di hari rabu. Saya rasa bersihnya jembatan itu tiap hari rabu berkat jasa seorang ibu, sebut saja ibu sari. Ibu sari ini selalu terlihat di hari rabu dengan sapu lidi di sampingya. Beliau tidak pernah menengadahkan tangan untuk minta dibelaskasihani. Tapi jasa beliau membersihkan jembatan membuat sebagian pengguna jembatan ingin berbagi rezeki dengannya. Terima kasih ibu sari.
Senin, selasa, rabu, kamis sudah. Sekarang tinggal jumat. Ehhmm untuk hari jumat saya belum bisa menemukan kebiasaan apa yang selalu terjadi di jembatan itu. Yang saya ingat hanya kejadian saya dan jembatan itu jumat sore.

Suatu jumat sore sepulang kerja saya diserang penyakit semapis (serasa mau pipis). Karena sudah di luar kantor dan males balik lagi ke sana hanya untuk numpang ke toilet, maka saya putuskan numpang toilet di biosskop seberang kantor saja. Niatnya biar sekalian menuju arah pulang. Selama perjalanan menyebrangi jembatan itu menuju TKP (toilet bioskop) penyakit semapis saya makin kronis. Dengan semangat 45 saya menuju ke bioskop itu dan langsung ke arah toilet. Alhamdulillah selamat, setelah lega dan bisa tersenyum lagi saya segera keluar toilet dan berencana keluar bioskop mindik-mindik agar gak ketauan kalo cuma numpang ke kamar mandinya tadi. Eh ternyata saya baru sadar, bioskop ini sepiiiiii banget cuma ada saya dan 3 orang lainnya. Ya ampun ini mah bakal ketauan da kalo langsung keluar bioskop. Oke saya putuskan untuk membeli sesuatu saja. Saat itu saya pilih untuk membeli orange juice saja. Dan alamak ternyata harga satu cup orange juice itu 35ribu. Mahaalll kali. Seharusnya bisa dapat 5 kilo jeruk dengan harga segitu mah. Karena sedih 35ribu saya melayang, tanpa disadar langkah kaki ini membawa saya kembali ke jembatan itu. Saya menikmati satu cup orange juice tersebut di atas jembatan sambil melihat wajah ibukota di sore hari alias traffic jam. Perlahan saya nikmati orange juice tersebut agar saat orange juice itu abis saya bisa berdendang "aku suka orange juicenya hingga tetes terakhir". Hahaha lebay ya cerita saya, tapi ini bener kenyataan loh yang tidak didramatisir.

Sebelum bekerja ditempat sekarang, saya pernah bekerja di salah satu company yang kantornya ada di kawasan sudirman. Jembatan di depan gedung bank permata itu jadi bagian dari keseharian saya juga. Tapi itu dulu, dua tahun yang lalu. Yang saya ingat dari jembatan itu adalah pemain saxophone yang kereennn banget. Mas2 pemain saxophone ini gak jelas adanya kapan aja di jembatan itu. Yang jelas permainan saxophone mas2 itu kereenn banget deh. Begitu menjiwai. Pernah di suatu malam selepas pulang kantor, saya berjalan sendirian ditemani rintik hujan dari kejauhan alunan saxophone itu sudah terdengar. Indah. Romantis. Ah sayang saya hanya berjalan sendirian di pedestrian jalan sudirman. Tak ada kekasih yang menemani haha.

Sebenarnya masih ada lagi beberapa cerita saya dan jembatan. Tapi hari sudah malam waktunya ikan bobo :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar